minds

October 14th, 2010

Crocs Study Case

Posted by Jey Nelson in Uncategorized

CROCS merupakan salah satu produsen sepatu yang terkenal di seluruh dunia. Penggunaan sepatu mereka oleh Oprah Winfrey mendongkrak nama mereka lebih jauh di pasaran sepatu dunia. Ide untuk membuat sepatu CROCS pertama kali dicetuskan oleh George B. Boedecker, Jr., Lyndon Hanson, dan Scott Seamans yang mempunyai hobi sama yaitu berlayar. Mereka memutuskan untuk memasarkan suatu sepatu yang ringan, anti-slip, tahan-air, dan menarik. Pada awalnya sepatu ini ditawarkan hanya untuk sesama pelayar, namun ternyata konsep boating shoes ini menarik perhatian banyak orang sampai akhirnya Boedecker dan kawan-kawan kewalahan dalam melayani permintaan orang-orang dan akhirnya diputuskan untuk go public dan CROCS mencatatkan namanya di bursa saham Amerika dengan nama CROX.

Crocs

CROCS mempunyai ciri khas sendiri yaitu berbahan karet anti-slip khusus yang dipatenkan dengan nama CROSLITE. CROSLITE merupakan semacam plastik yang mampu menyerap panas tubuh dan berubah bentuk sesuai dengan bentuk kaki. Ciri khas lain dari CROCS adalah lubang-lubang di bagian atas sepatu serta warna-warna cerah dan uniknya berhasil memikat konsumen dari sedikitnya 125 negara baik pria, wanita, maupun anak-anak di seluruh dunia. CROCS sukses menjadi fenomena dengan menjadi trend-setter di usia perusahaan yang masih relatif muda. Sepanjang 2006, 62% pasaran sepatu di Amerika berhasil direbut oleh CROCS.

Analisa bisnis model CROCS bisa dianalisa dengan Five Forces Porter Model:

• Entry Barrier :

Produsen sepatu relatif mudah untuk masuk ke pasaran. Dengan bahan baku yang bisa dengan mudah didapatkan setiap produsen bisa memproduksi sepatu dengan mudah dalam jumlah yang banyak. Daya saing antara satu produsen dengan produsen yang lain melalui bahan, model, dan desain yang unik dari tiap produsen.

• Supplier Power:

Kebanyakan pesaing terbuat dari material yang hampir mirip dengan material CROCS hanya saja CROCS memiliki keunggulan dengan penggunaan material Croslite yang sudah dipatenkan. Dengan ketersediaan bahan baku yang bisa didapatkan secara mudah, produsen yang besar bisa mendapatkan harga yang lebih baik karena mengambil secara jumlah yang lebih banyak. Switching Cost sangat rendah karena banyaknya produsen sehingga supplier tidak mempunyai kekuatan di dalam bisnis sepatu.

• Threat of Substitutes:

Karena resiko memasuki bisnis rendah serta switching cost yang rendah, kompetisi tentu saja sangat ketat karena pesaing bisa dengan mudahnya datang dan pergi. Sebuah perusahaan harus dengan ketat melihat rasio harga dan produk. Namun perusahaan besar mempunyai keunggulan dalam mempertahankan minimum economic scale (MES). MES merupakan jumlah barang minimum yang bisa diproduksi perusahaan yang masih bisa menguntungkan bagi perusahaan.

• Buyer Power:

Pembeli merupakan pihak yang paling kuat di dalam industri sepatu. Kesuksesan sangat tergantung oleh penetrasi pasar dan keseimbangan antara harga dan kualitas. Akan tetapi industri sepatu akan terus berubah bila ada produk-prduk inovatif seperti CROCS dan permintaan dari pembeli. Pemain besar akan sangat diuntungkan dengan adanya modal dan sumber daya untuk merespon kondisi pasar bila sewaktu-waktu perubahan terjadi. Pemain besar juga diuntungkan dengan adanya loyalitas dari pembelinya karena kemampuan mereka mendiferensiasikan produknya.

• Rivalry:

Dengan sifat industri yang memudahkan pemain untuk keluar dan masuk ke bisnis ini, pemain di dalam industri ini menjadi sangat banyak. Namun perkembangan dari industri bisa terhitung rendah dan tekanan dari pembeli menyebabkan harga makin lama makin turun. Diferensiasi produk di industri ini sangat sulit serta switching costs untuk pembeli sangatlah kecil atau bahkan hampir tidak ada karena mereka bisa saja membeli merek lain atau barang imitasi.

Dengan sifat pasar industri sepatu yang sangat cepat, CROCS mengandalkan supply chain-nya yang sangat fleksibel dan bisa beradaptasi dengan kemampuan pasar. Penjual retil CROCS bisa memesan minimal hanya 24 sepatu dengan berbagai ukuran dan warna. Ini membuat penjual retil diuntungkan karena mereka tidak perlu menyetok CROCS terlalu banyak serta bisa menuruti keinginan pasar di daerah masing-masing. Inovasi dan diversifikasi produk yang dilakukan oleh CROCS juga turut membuat CROCS menjadi salah satu pemimpin pasar sepatu dunia.

Perubahan yang ingin dicapai oleh CROCS dengan menerapkan sistem Teknologi Informasi yang baru adalah sebagai berikut:

1. Automatisasi dari sistem pelaporan finansial dan analisa dari laporan tersebut.

Bisnis CROCS yang telah tersebar di seluruh dunia membuat pelaporan finansial dibutuhkan dalam waktu yang sangat cepat dan bahkan live. Ketika saat itu dibutuhkan, laporan finansial perusahaan sudah harus bisa diterima dan digunakan. Automatisasi dari pelaporan finansial akan membantu manajemen CROCS merespon perubahan-perubahan yang sangat cepat di dunia sekaligus menaikan nilai efisiensi karyawan CROCS karena mereka tidak harus berurusan dengan pelaporan manual yang menghabiskan waktu dan mempunyai tingkat kesalahan yang lebih tinggi daripada pelaporan otomatis. Analisa dari laporan finansial otomatis itu juga harus memiliki analisa yang akurat untuk pengambilan keputusan.

2. Mengoreksi laporan-laporan yang mempunyai dua sumber atau lebih.

Banyaknya laporan-laporan yang mempunyai dua sumber atau lebih membuat analisa menjadi sulit. Rekonsiliasi data yang lebih detil dibutuhkan agar bisa membandingkan data dari dua sumber dan menganalisa perbedaan-perbedaannya serta melakukan koreksi yang dibutuhkan. Sebelumnya para karyawan harus membuat ulang seluruh laporan jika ingin mengoreksi salah satu record data saja misalnya. Efisiensi menjadi kunci utama dari perubahan-perubahan yang diinginkan oleh CROCS.

Perubahan yang ingin dicapai oleh CROCS dengan menerapkan sistem Teknologi Informasi yang baru adalah sebagai berikut:

1. Automatisasi dari sistem pelaporan finansial dan analisa dari laporan tersebut.

Bisnis CROCS yang telah tersebar di seluruh dunia membuat pelaporan finansial dibutuhkan dalam waktu yang sangat cepat dan bahkan live. Ketika saat itu dibutuhkan, laporan finansial perusahaan sudah harus bisa diterima dan digunakan. Automatisasi dari pelaporan finansial akan membantu manajemen CROCS merespon perubahan-perubahan yang sangat cepat di dunia sekaligus menaikan nilai efisiensi karyawan CROCS karena mereka tidak harus berurusan dengan pelaporan manual yang menghabiskan waktu dan mempunyai tingkat kesalahan yang lebih tinggi daripada pelaporan otomatis. Analisa dari laporan finansial otomatis itu juga harus memiliki analisa yang akurat untuk pengambilan keputusan.

2. Mengoreksi laporan-laporan yang mempunyai dua sumber atau lebih.

Banyaknya laporan-laporan yang mempunyai dua sumber atau lebih membuat analisa menjadi sulit. Rekonsiliasi data yang lebih detil dibutuhkan agar bisa membandingkan data dari dua sumber dan menganalisa perbedaan-perbedaannya serta melakukan koreksi yang dibutuhkan. Sebelumnya para karyawan harus membuat ulang seluruh laporan jika ingin mengoreksi salah satu record data saja misalnya. Efisiensi menjadi kunci utama dari perubahan-perubahan yang diinginkan oleh CROCS.

Dengan Sistem Informasi yang baru, CROCS mendesain ulang proses bisnisnya. Dengan sistem otomasi yang dimampukan oleh penggunaan ERP dan piranti lunak pendukung lainnya. Automatisasi sukses membuat proses bisnis dan birokrasi CROCS menjadi lebih sederhana. Proses bisnis CROCS menjadi lebih mudah serta pengambilan keputusan yang lebih cepat dan daya tahan terhadap perubahan yang lebih tinggi.

Arsitektur Sistem informasi dan teknologi CROCS untuk berhubungan dengan subsidiaries atau retailer bisa terbilang sederhana. Mereka terhubung melalui teknologi internet dimana melalui piranti lunak Distributions Manager yang terkoneksi dengan server ERP JD Edwards. Gambar arsitektur bisa dilihat di Gambar 2.3.

E-Commerce dilakukan melalui website dimana pembeli dan penjual sepatu bisa memesan barang melalui website. CROCS akan mengontak penjual yang berada di daerah dekat pembeli berada dan dari sana barang akan dikirimkan ke alamat pembeli. Pemesanan untuk para penjual juga memakai sistem yang sama dimana penjual akan diberikan login ID untuk memesan barang sesuai kuantitas dan jenis serta ukuran.

Sumber:

CROCS: REVOLUTIONIZING AN INDUSTRY’S SUPPLY CHAIN MODEL FOR COMPETITIVE ADVANTAGE. STANFORD : 2007.

Parikh, Bhooshan. CROCS: REVOLUTIONIZING AN INDUSTRY’S SUPPLY CHAIN FOR COMPETITIVE ADVANTAGE. Term Paper. 2009

Leave a reply

:mrgreen: :neutral: :twisted: :shock: :smile: :???: :cool: :evil: :grin: :oops: :razz: :roll: :wink: :cry: :eek: :lol: :mad: :sad: