Lean Management
Lean merupakan praktek bisnis yang memperhitungkan pengeluaran dari sumber daya untuk tujuan akhir agar produksi tidak menjadi sia-sia dan menjadi barang yang tidak akan dipakai oleh konsumen.Dalam sejarahnya Lean ditemukan pertama kali di Jepang setelah era Perang Dunia ke 2. Lean pertama kali dikembangkan oleh Taiichi Ohno, seorang eksekutif produksi dari perusahaan mobil Toyota. Ohno melihat masalah pada industri Jepang karena banyaknya variasi produk yang harus dikeluarkan untuk pasar Jepang.
Pendekatan Lean secara sistematik berguna untuk mereduksi hal-hal yang sia-sia (dikenal dengan nama muda) di dalam proses produksi. Dalam mengurangi muda, manajemen bisa menerapkan Waste Analysis yang dibagi menjadi 8 kategori:
1. Cacat produksi.
2. Produksi yang berlebihan.
3. Stok yang berlebihan.
4. Pemrosesan yang tidak diperlukan.
5. Transportasi dari suatu benda yang tidak diperlukan.
6. Pergerakan manusia yang tidak diinginkan.
7. Menunggu.
8. Mendesain produk dan jasa yang tidak sesuai dengan keinginan konsumen.
Lean erat berkaitan dengan nilai suatu barang atau jasa (value) ke konsumen. Value merupakan apa yang diinginkan oleh konsumen, dan konsumen mampu membayarnya. Tujuan Lean adalah:
1. Mengeliminasi waktu, usaha, dan sumber daya yang terbuang sia-sia.
2. Menyediakan konsumen dengan produk yang berkualitas dan diinginkan oleh konsumen.
3. Mengurangi biaya-biaya produksi dan meningkatkan kualitas.
Kunci dari Lean adalah kecepatan. Definisi kecepatan ini datang dari perbandingan antara value-add time (waktu yang diperkirakan oleh konsumen untuk menciptakan suatu barang atau jasa yang akan mereka beli) dengan total lead time (seberapa lama sebuah proses berjalan dari awal sampai akhir). Kedua variabel ini adalah yang dikenal dengan nama Process Cycle Efficiency yang bisa digunakan untuk mengukur potensi pengurangan biaya.
Nilai process cycle efficiency yang rendah menandakan adanya sejumlah besar pekerjaan yang berkonsentrasi kepada aktivitas yang bukan merupakan value-add time. Pekerjaan-pekerjaan ini akan menambah biaya-biaya tersembunyi bagi perusahaan. Semakin tinggi nilai process cycle efficiency (diatas 20%), maka pekerjaan-pekerjaan ini bisa dihilangkan dan biaya-biaya tersembunyi bisa dihilangkan. Hilangnya biaya-biaya tersembunyi ini pada selanjutnya akan mendatangkan keuntungan tersendiri untuk perusahaan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika memakai Lean pada pemrosesan (Pyzdek, 2005):
1. Identifikasi value.
Gunakan seluruh pengetahuan dan sumber daya untuk memastikan apa yang diinginkan oleh konsumen.
2. Petakan value stream.
Value stream merupakan seluruh aktivitas baik yang value added ataupun non-value added yang diperlukan untuk membuat suatu produk dari bahan mentah ke tangan konsumen. Semakin cepat kita mengidentifikasi aktivitas yang non-value added, selanjutnya kita bisa menentukan tujuan untuk mengurangi muda.
3. Distribusikan pekerjaan dan proses-proses secara merata.
4. Standarisasi proses.
Identifikasi proses inti dan hilangkan langkah-langkah yang dibutuhkan karena adanya hal-hal yang tidak bisa diperkirakan dengan meminimalisir variasi, kesalahan, dan cacat produk.
5. Hapuskan aktivitas dan sumber daya yang bergantung kepada “jikalau”.
Jadwalkan pelayanan yang tepat waktu. Hentikan pemesanan barang-barang ekstra untuk hal-hal yang tidak bisa dipastikan.
6. Bangun hubungan dengan supplier.
Masukan rantai suplai ke dalam proses pekerjaan. Integrasikan sistem informasi supplier dengan sistem informasi kita.
7. Gunakan Design pada proses Six Sigma untuk membuat kemajuan.
Proses Lean dan Six Sigma yang berfokus kepada kebutuhan konsumen membutuhkan sistem dan cara-cara baru untuk pelayanan konsumen dengan lebih baik.
8. Buat “Autonimation”.
Autonimation merupakan istilah dari Taiichi Ohno untuk menggambarkan sistem produksi yang mirip dengan sistem syaraf otonom manusia yang secara otomatis menyesuaikan dengan kondisi eksternal dan internal.
Sistem produksi harus bereaksi ke permintaan konsumen secara otomatis. Misalkan ketika permintaan naik, maka produksi ditingkatkan dan mengurangi produksi ketika permintaan turun.