Knowledge Management : Definisi
Knowledge Management (KM) merupakan bentuk informasi bernilai tinggi yang bisa digunakan untuk mengambil keputusan dan menjadi dasar untuk bertindak (Davenport et al, 1998). Setiap hari setiap orang berkutat dengan data-data dan informasi, namun data dan informasi bukanlah sebuah pengetahuan (knowledge) jika kita tidak bisa menciptakan nilai-nilai (value) dari pengetahuan-pengetahuan tersebut, oleh karena itu manajemen tentang pengetahuan ini lah dibutuhkan untuk mengambil value dari pengetahuan. KM berfokus kepada proses-proses seperti mendapatkan, menciptakan, dan membagikan knowledge serta dasar-dasar teknis dan kultur yang mendukungnya.
KM bisa dilihat dari berbagai perspektif di antaranya:
1. People
Bagaimana kita bisa meningkatkan kemampuan individu di dalam organisasi untuk mempengaruhi yang lainnya dengan pengetahuan.
2. Process
Pendekatan knowledge bervariasi antar organisasi. Tidak ada batasan di dalam jumlah proses.
3. Technology
Setelah seluruh syarat dari knowledge-management terpenuhi, barulah perspektif KM dengan teknologi bisa dipakai.
Knowledge bisa diklasifikasikan menjadi dua bagian:
1. Tacit Knowledge
Tacit Knowledge merupakan pengetahuan yang secara tidak sadar dimengerti dan diaplikasikan dalam tindakan. Tanpa sadar kita tahu lebih banyak daripada yang bisa kita katakan (Sveiby, 1997). Menurut Nonaka et. al. (2002), Tacit Knowledge adalah sebuah knowledge yang sangat personal dan susah diformalisasikan serta tertanam di dalam tindakan-tindakan, prosedur-prosedur, rutinitas, komitmen, ide, nilai-nilai dan emosi.
2. Explicit Knowledge
Explicit Knowledge merupakan knowledge yang sudah tertulis atau dikodekan (codified). Explicit knowledge bisa ditemukan misalnya di database, panduan penggunaan, laporan-laporan, dan kebijakan-kebijakan. Menurut Nonaka et. al. (2002), Explicit knowledge bisa diekspresikan di dalam bahasa yang sudah terbentuk dan spesifik serta dibagikan dalam bentuk data, formula-formula, spesifikasi, serta bisa diproses dan dibagikan dan disimpan dengan lebih mudah.
Untuk mengaplikasikan explicit knowledge, knowledge tersebut harus dijadikan tacit. Misalnya kita harus membaca dan mengerti seluruh panduan pengguna (explicit knowledge) untuk memasarkan produk dan jasa agar kita bisa mempresentasikan dan menjelaskan cara penggunaan dan manfaat dari produk-produk kepada konsumen-konsumen kita (tacit knowledge).
Menurut Sveiby (1997), perubahan dunia bisnis dari produksi barang ke penjualan jasa merupakan transisi dari ekonomi industir ke ekonomi pengetahuan (knowledge economy). Penanganan manajemen knowledge menjadi salah satu permasalahan di perusahaan-perusahaan. Walaupun ada banyak pendekatan dalam aplikasi KM, tujuan akhirnya sama yaitu membuat penggunaan yang efektif dari “know-how” dan keahlian di organisasi.